PELAYANAN METODE OPERASI WANITA DALAM RANGKA HUT IBI KE-74

Metode Operasi Wanita (MOW) adalah salah satu metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yang bersifat permanen bagi perempuan. Prosedur ini dilakukan melalui tindakan medis berupa tubektomi, yaitu pemotongan atau pengikatan saluran tuba falopi untuk mencegah kehamilan secara permanen. MOW biasanya direkomendasikan untuk perempuan yang sudah tidak berencana memiliki anak lagi dan telah melalui proses konseling serta pertimbangan kesehatan menyeluruh.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Pelayanan KB Serentak dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-74 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Tahun 2025, Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsosdaldukkbp3a) Kabupaten Purbalingga melaksanakan pelayanan MOW pada Senin, 19 Mei 2025 di RS Panti Nugroho.

Tiga (3) akseptor dari Kecamatan Pengadegan dijadwalkan mengikuti tindakan MOW. Namun, satu (1) peserta dinyatakan tidak memenuhi syarat medis karena masih dalam masa pengobatan Tuberkulosis (TBC) yang belum rampung, sehingga hanya dua (2) akseptor yang berhasil menjalani tindakan hingga selesai.

Pelayanan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Deputi Bidang Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Nomor: 419/TU.01/E3/2025 tanggal 25 April 2025, serta Surat Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Nomor: B-486/KB.09.01/J12/2025 tanggal 2 Mei 2025, yang menginstruksikan pelaksanaan pelayanan KB serentak sejuta akseptor pada 5–31 Mei 2025. Prioritas diberikan pada metode MKJP, seperti IUD, Implan, dan MOW, termasuk pelayanan KB pascapersalinan (KBPP) dan non-KBPP di berbagai fasilitas kesehatan.

Kabupaten Purbalingga sendiri memperoleh target pelayanan KB sebanyak 3.573 akseptor, dengan rincian 1.818 akseptor MKJP, yang terdiri dari 154 IUD KBPP, 382 Implan KBPP, dan 97 MOW KBPP, sebagaimana tercantum dalam breakdown target Provinsi Jawa Tengah. Dinsosdaldukkbp3a Kabupaten Purbalingga terus berkomitmen mendukung pencapaian indikator prioritas nasional dalam RPJMN 2025, seperti Modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) sebesar 61,8%, KB pascapersalinan sebesar 57%, serta peserta KB aktif MKJP sebesar 25,7%.

Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya perencanaan keluarga secara sadar, sukarela, dan bertanggung jawab demi peningkatan kualitas hidup keluarga di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *