Pelatihan Pelayanan Terpadu Penanganan Korban Kekerasan bagi Relawan SAPA Wilayah DRPPA Replikasi

Membangun Perlindungan yang Empatik: Peran Relawan SAPA dalam Menangani Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

Pemateri: Yulis Sulistyanto, Ketua Yayasan Setara

Kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi luka sosial yang belum benar-benar sembuh. Di banyak tempat, kasus-kasus itu terjadi begitu dekat—kadang di rumah sendiri, di lingkungan sekolah, atau bahkan di ruang publik yang seharusnya aman.
Untuk itu, dibutuhkan langkah nyata dari berbagai pihak, termasuk para relawan SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak), yang menjadi ujung tombak dalam melaporkan setiap bentuk kekerasan yang terjadi di wilayah mereka.

Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Oktober 2025 ini ada 3 materi yang disampaikan antara lain :

Materi I: Memahami Kekerasan dan Peran Relawan SAPA

Langkah pertama untuk membantu adalah memahami akar masalahnya. Kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak selalu tampak dalam bentuk luka fisik—ia juga bisa hadir lewat kata-kata yang menyakiti, tekanan psikologis, kontrol ekonomi, atau penelantaran.

Relawan SAPA perlu mengenali berbagai bentuk kekerasan ini agar dapat merespons dengan tepat. Lebih dari sekadar pelapor, relawan berperan sebagai pendamping pertama yang hadir dengan empati, mendengarkan tanpa menghakimi, dan memastikan korban mendapatkan bantuan yang aman dan layak.

Pelatihan ini juga menekankan pentingnya kesadaran akan hak-hak korban dan tanggung jawab relawan dalam menjaga martabat serta kerahasiaan informasi. Karena bagi korban, sering kali keberanian pertama untuk bercerita sudah merupakan langkah besar.


Materi II: Sistem Pelayanan Terpadu dan Mekanisme Penanganan Kasus

Menangani kasus kekerasan bukanlah tugas satu pihak saja. Ia membutuhkan kerjasama lintas lembaga dan komunikasi yang solid antar unsur layanan.

Proses penanganan dimulai dari laporan yang diterima relawan SAPA, kemudian diteruskan ke pemerintah desa, kecamatan atau RPPA (Rumah Perlindungan Perempuan dan Anak), dan selanjutnya ke UPTD PPA (Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak).

Di setiap tahap, prinsip kerahasiaan dan perlindungan korban menjadi prioritas utama. Identitas dan pengalaman korban harus dijaga, agar proses bantuan tidak menambah beban trauma.

Kolaborasi pun menjadi kunci keberhasilan sistem ini. Relawan SAPA bekerja bersama TKSK, PLKB, RPPA, Puskesmas, Kepolisian, dan berbagai unsur masyarakat lainnya. Masing-masing memiliki peran berbeda, namun tujuannya satu: memastikan korban mendapatkan dukungan medis, hukum, psikologis, dan sosial yang terpadu.


Materi III: Praktik Penanganan Awal dan Komunikasi Empatik

Bagian ini menjadi jantung dari pelatihan—simulasi penanganan kasus nyata. Para peserta diajak berlatih bagaimana merespons laporan pertama dengan langkah yang terukur dan penuh empati.

Diskusi dimulai dari pertanyaan sederhana namun penting:

➡️ Apa yang harus dilakukan ketika menerima laporan pertama?

➡️ Siapa yang harus segera dihubungi?

➡️ Bagaimana cara menjaga kerahasiaan dan tetap menunjukkan empati?

Melalui simulasi ini, relawan belajar untuk tetap tenang, mendengarkan dengan perhatian, memastikan keamanan korban, dan segera menghubungkan kasus ke jalur layanan resmi.
Komunikasi empatik menjadi bekal utama—karena satu kalimat yang hangat dan tidak menghakimi dapat memberi rasa aman yang luar biasa bagi korban.

Relawan SAPA tidak hanya dibekali pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga ditumbuhkan kepekaannya sebagai manusia. Mereka belajar bahwa perlindungan bukan hanya soal prosedur, melainkan juga kepedulian—tentang bagaimana hadir di saat yang tepat, mendengarkan dengan hati, dan memastikan setiap perempuan dan anak mendapat ruang aman untuk hidup tanpa kekerasan.

Dengan semangat kolaborasi dan nilai empati, Yayasan Setara bersama para relawan SAPA berkomitmen untuk terus memperkuat jejaring perlindungan sosial di akar rumput—karena setiap langkah kecil yang dilakukan dengan hati, bisa menjadi awal dari perubahan besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *